GNETUM GNEMON

Gnetum gnemon adalah nama ilmiah dari tanaman melinjo. Setiap daerah mengenalnya dengan bahasa yang berbeda. Di daerah Sunda melinjo dikenal dengan nama tangkil, orang Jawa menyebutnya dengan belinjo atau melinjo, orang melayu mengenalnya sebagai tanaman bago, sedangkan orang Kamboja menyebutnya dengan khalet. Salah satu tanaman berbiji dua ini berasal dari Asia tropik, Melanesia dan Pasifik Barat.

Tidak semua daerah atau wilayah bisa menjadi tempat pertumbuhan yang baik untuk gnetum gnemon atau tanaman melinjo ini. Tanaman melinjo ini memang dapat tumbuh di pegunungan yang berhawa lembab atau di dataran rendah yang relative kering, yaitu pada ketinggian 0-1200 m dpl. Namun lokasi yang baik untuk pertumbuhan tanaman melinjo adalah pada ketinggian 400 m dpl dan dengan curah hujan sekitar 3000 – 5000 mm/tahun merata sepanjang tahun. Pada lokasi tersebut gnetum gnemon akan berproduksi secara maksimal bahkan hingga 15 tahun lamanya. Di Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan dan perkebunan saja. Tanaman melinjo juga ditanama di pekarangan rumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara langsung.

Bagian dari tanaman melinjo yang paling menguntungkan adalah buahnya. Setelah pohon melinjo berusia 5-6 tahun, buah-buah melinjo bisa mulai dipanen. Selama kurun waktu satu tahun, petani melinjo dapat memanen buah melinjo sebanyak dua kali. Hal tersebut diperkuat dengan tulisan dalam sebuah buku yang berjudul “Emping Melinjo” disebutkan  bahwa Panen besar sekitar bulan Mei-Juli, sedangkan panen kecil sekitar bulan Oktober-Desember. Sedangkan pemungutan bunga dan daun muda dapat dilakukan kapan saja. Hasil melinjo per pohon untuk tanaman melinjo yang sudah dewasa bervariasi antara 15.000-20.000 biji.

Gnetum gnemon telah lama dikenal sebagai tanaman yang memiliki banyak manfaat. Hampir seluruh bagian tanaman ini memiliki manfaat bagi kehidupan manusia, dari mulai buah, biji, daun, hingga batangnya. Daun, buah serta bijinya biasa direbus atau dimasak, contohnya saja sayur asam dan tongseng kulit melinjo. Bijinya bisa disangrai dan dijadikan emping melinjo yang enak. Sedangkan batangnya bisa digunakan sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana, dan ratingnya yang kering bisa dimanfaatkan untuk kayu bakar. Banyaknya manfaat dari tanaman gnetum gnemon atau melinjo ini yang membuatnya banyak dibudi dayakan orang.

Selain manfaat tersebut di atas, dipercaya juga bahwa buah melinjo, khususnya bijinya, memiliki kandungan nutrisi yang sangat bermanfaat menyembuhkan penyakit yang disebabkan bakteri. Menurut penelitian para ahli buah melinjo  menghasilkan senyawa antioksidan. Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya berukuran 30 kilo  Dalton yang amat efektif untuk menghabisi radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit.

Meskipun buah melinjo memiliki manfaat yang baik dalam memerangi radikal bebas, namun konsumsi yang berlebihan juga tidak baik bagi kesehatan. Hal tersebut dikarenakan melinjo memiliki kandungan yang bernama purin, yaitu zat yang bisa menyebabkan asam urat.

Karenanya mengkonsumsi buah atau olahan buah melinjo yang belebihan sangat tidak disarankan. Namun, apabila tidak dikonsumsi secara berlebihan dan cara pengolahannya benar tidak akan menyebabkan asam urat. Maka siapa saja yang memang menggemari masakah atau olahan dari buah melinjo, contohnya emping melinjo, haruslah teliti dalam membeli dan mengkonsumsinya makanan yang berasal dari tanaman gnetum gnemon.